ANALISIS PERBANDINGAN AKTIVITAS MIKROORGANISME PADA LAHAN SAWAH UNTUK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE KONVENSIONAL DAN SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI)
Abstract
Pada budidaya padi sawah dihasilkan gas CO2 yang merupakan salah satu gas rumah kaca melalui respirasi mikroba tanah. Dengan penerapan budidaya padi System of Rice Intensification (SRI) dan konvensional memberikan dampak yang berbeda terhadap aktivitas mikroba tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalsis iklim, sifat fisik tanah dan pertumbuhan tanaman padi serta menghitung aktivitas mikroba tanah yang dilakukan di Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Bahan penelitian meliputi data iklim 10 tahun terakhir di stasiun terdekat, sampel tanah dan data pertumbuhan tanaman. Karakter iklim di desa Sriharjo diketahui dengan analisis data curah hujan menggunakan klasifikasi iklim Oldeman. Dilakukan pula analisis pertumbuhan tanaman dengan uji statistik. Untuk aktivitas mikroba diuji dengan menggunakan metode titrasi. Hasil penelitian menunjukkan desa Sriharjo tergolong tipe iklim D menurut klasifikasi iklim Oldeman. Sifat fisik tanah pada kedua pengelolaan lahan diketahui melalui berat volume, berat jenis, porositas, tekstur, kandungan C-organik, bahan organi dan N-organik. Nilai berat volume, berat jenis, dan porositas pada pengelolaan lahan konvensional berturut-turut adalah 0,99 g/cm2; 2,1 g/cm2; 0,53 dan untuk pengelolaan lahan SRI adalah 0,99 g/cm2; 2,12 g/cm2; 0,53. Tekstur tanah pada kedua pengelolaan lahan merupakan tekstur silty clay loam dengan kandungan C-organik dan N-organik yang rendah namun kandungan bahan organiknya tinggi. Data pertumbuhan meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan dan hasil panen dimana tinggi tanaman padi SRI dan konvensional tidak berbeda nyata, sedangkan jumlah anakan berbeda nyata dengan jumlah anakan konvensional sebesar 13 batang/bibit dan SRI 43 batang/bibit. Hasil panen konvensional sebesar 7,68 ton/ha dan SRI 6,4 ton/ha. Aktivitas mikroba secara basalt respiration dan induce respiration diperoleh nilai yang lebih tinggi pada pengelolaan lahan metode SRI daripada konvensional. Pada basalt respiration nilai maksimum aktivitas mikroba sebesar 2521,68 mgCO2/kg dm/hari untuk SRI dan 1756,63 mgCO2/kg dm/hari untuk konvensional, sedangkan untuk induce respiration nilai maksimum aktivitas mikroba sebesar 4030,79 mgCO2/kg dm/hari untuk SRI dan 3612,45 mgCO2/kg dm/hari untuk konvensional.
Kata kunci: Aktivitas mikroba, pengelolaan lahan SRI, pengelolaan lahan konvensional