PERKEMBANGAN PENYAKIT SENGKLEH DAN PRODUKSI KELAPA SAWIT PADA LAHAN MINERAL LEMPUNG DAN MINERAL PASIR

Edward Firmannyo Osio, Herry Wirianata, Sri Manu Rohmiyati

Abstract


Patah pangkal pelepah di kebun dikenal dengan istilah lokal sengkleh. Kasus patah pangkal pelepah ditemukan beragam terutama pada tanaman-tanaman selama siklus produksi buah tinggi., dan keadaan ini memang lebih disebabkan oleh produksi tinggi dari pada oleh sebab-sebab lain (Prawirosukarto et al.,2006). Selama fase produksi bunga jantan tidak ada gejala yang muncul. Satu pelepah menunjukan gejala patah biasanya bagian pangkal pelepah menjadi datar dan karena beratnya pelepah menyebabkan patah, biasanya pada 0,5-0,7 meter dari batang. Pelepah-pelepah patah terkulai dengan ujung-ujungnya menyentuh tanah, atau tergantung di sekeliling batang. Pelepah-pelepah yang patah tetap berwarna hijau, dan tampaknya hidup untuk satu periode yang panjang, sedangkan pelepah yang lebih tua menunjukan tanda ketuaan yang normal. Pelepah-pelepah yang baru patah tidak menunjukkan gejala dalam dari suatu pembusukan atau gangguan. Di bagian luar pada titik terjadnya patah menunjukan distorsi jaringan yang merupakan pertanda dari tekanan mekanis. Patah menyebabkan terbentuknya kerutan dan kerak-kerak kecil dibagian bawah tempat patahnyapelepah, dan ini menjadi jalan masuk berbagai mikroorganisme, beberapa diantaranya patogenik lemah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengaruh aplikasi limbah tandan kosong terhadap penyngkit patah pangkal pelepah (sengkleh) yang berdampak kepada produksi kelapa sawit tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi limbah tandan kosong tidak meningkatkan terjadinya patah pangkal pelepah sehingga dampak negatif terhadap produksi kelapa sawit tidak terjadi.


Full Text:

PDF