KOMPOSISI GULMA PADA LAHAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) PADA TANAMAN BELUM MENGHASILKAN DAN TANAMAN MENGHASILKAN DI KP2 UNGARAN

Libertus Hannas Perianto, A. T Soejono, Yohana Theresia Maria Astuti

Abstract


Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui komposisi dan jenis gulma dominan berdasarkan daur hidup dan morfologi serta cara pengendalian gulma yang tumbuh di perkebunan kelapa sawit pada Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan Tanaman Menghasilkan (TM) telah dilakukan di Kebun Pendidikan dan Penelitian (KP2) Institut Pertanian STIPER Yogyakarta yang terletak di Desa Lemah Ireng, Bawen, Jawa Tengah pada bulan Juli 2016. Penelitian menggunakan metode survei gulma untuk mengumpulkan data dengan pengamatan langsung di lapangan dengan metode kuadrat. Petak sampel yang digunakan berbentuk lingkaran dengan jari-jari 140 cm. Metode pengambilan sampel menggunakan acak beraturan mengingat vegetasi gulma tidak seragam. Data jumlah, kehadiran, dan berat segar gulma yang kemudian dikeringkan dianalisis dengan menghitung kerapatan, frekuensi, dominansi, summed dominance ratio (SDR), dan tingkat keseragaman jenis gulma penyusun vegetasi dengan nilai koefisien komunitas (C). Hasil penelitian menunjukkan terdapat terdapat 15 jenis gulma di perkebunan kelapa sawit pada TBM dan 6 jenis pada TM, yang tumbuh tidak seragam (C=63,06%). Berdasarkan daur hidup, terdiri dari gulma semusim dan tahunan serta berdasarkan morfologi terdiri dari gulma rumput-rumputan (grasses), paku-pakuan (fern), teki-tekian (sedges), dan daun lebar (broad leaf). Berdasarkan jumlah individu, tidak terdapat jenis gulma dominan baik pada TBM maupun TM. Berdasarkan daur hidup, jenis gulma didominasi oleh jenis gulma tahunan baik pada TBM (66,67%) maupun TM (66,67%). SDR gulma baik yang terdapat pada TBM (61,66%) maupun TM (54,26%) juga didominasi oleh jenis gulma tahunan. Berdasarkan morfologi, gulma yang terdapat baik pada TBM (73,33%) maupun TM (83,33%) didominasi oleh jenis gulma daun lebar. SDR gulma baik yang terdapat pada TBM (85,51%) maupun TM (88,67%) juga didominasi oleh jenis gulma daun lebar. Cara pengendalian gulma di perkebunan kelapa sawit KP2 Ungaran didasarkan pada jenis gulma dominan baik menurut daur hidup maupun morfologi. Pengendalian dilakukan dengan cara kimia menggunakan herbisida kontak terhadap jenis gulma tahunan dan herbisida sistemik selektif terhadap jenis gulma daun lebar pada Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan Tanaman Menghasilkan (TM).

 

Kata Kunci :

Komposisi, gulma, kelapa sawit, Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), Tanaman Menghasilkan (TM)


Full Text:

PDF