IDENTIFIKASI ZONA KONSERVASI DI KAWASAN HULU SUNGAI SEMANTOK, KAB. NGANJUK

Lisma Safitri, Sentot Purboseno, Nuraeni Dwi Dharmawati

Abstract


Pembangunan bendungan Semantok yang berlokasi di Dusun Kedungpingit Desa Sambikerep Kecamatan Rejoso, Kab. Nganjuk, Jawa Timur akan segera dilaksanakan. Bendungan semantok dibangun pada daerah tangkapan air dengan luas 54,03 km2 dengan panjang sungai 18,19 km. Ketersediaan air dari hulu sungai Semantok serta umur teknis bendungan Semantok akan sangat dipengaruhi oleh kondisi hulu sungan Semantok. Perubahan penggunaan lahan di kawasan hulu Sungai Semantok akan berpengaruh pada kemampuan lahan dalam menahan air yang berimplikasi pada dua hal yaitu menurunnya tingginya debit air sungai semantok selama musim hujan dan sebaliknya rendahnya suplai air di sungai semantok selama musim kemarau. Oleh karena itu, sebagai upaya menjaga ketersediaan air serta umur teknis bendungan semantok agar sesuai yang direncanakan, perlu dilakukan upaya konservasi di kawasan hulu sungai Semantok. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kondisi tata guna lahan DTA waduk semantok yang memiliki tingkat erosi tinggi serta menentukan berbagai metode konservasi tanah dan air yang dapat diterapkan. Berdasarkan interpretasi citra pada DTA Semantok, dapat diketahui bahwa terdapat 4 zona yang mengalami perubahan antara lain sebagai berikut : Zona 1 merupakan bagian hilir sungai semantok seluas 4.84 Ha dimana terjadi perubahan tata guna lahan hutan menjadi perkebunan jagung, Zona 2 merupakan bagian hilir sungai semantok  seluas 10 Ha dimana terjadi perubahan tata guna lahan hutan menjadi perkebunan jati, Zona 3 merupakan bagian hulu dusun Kedungnyo seluas 9.4 Ha dimana terjadi perubahan tata guna lahan hutan menjadi perkebunan jati serta Zona 4 merupakan bagian hulu DTA semantok seluas 123 Ha dimana terjadi perubahan tata guna lahan hutan menjadi perkebunan jagung. Berdasarkan analisa laju erosi dengan metode USLE, diketahui bahwa terjadi peningkatan laju erosi dari 4.06 mm/tahun pada 2001 menjadi 7.14 pada 2017.  Dengan analisis mock model dan SDR (Sediment Delivery Ratio)  maka diperoleh identifikasi laju infiltrasi dan erosi pada tiap zona konservasi adalah sebagai berikut : Zona 1 memiliki laju infiltrasi sebesar 9.09 cm/ jam dengan kriteria sedang serta terjadi perubahan laju erosi dari 59 ton/ha dengan kategori sedang pada 2001 menjadi 587 ton/ha pada 2012 dengan kategori berat, Zona 2 memiliki laju infiltrasi sebesar 11.14 cm/ jam dengan kriteria sedang serta terjadi perubahan laju erosi dari 206 ton/ha dengan kategori sedang pada 2001 menjadi 2056 ton/ha pada 2012 dengan kategori berat, Zona 3 memiliki laju infiltrasi sebesar 11.43 cm/ jam dengan kriteria sedang serta terjadi perubahan laju erosi dari 59 ton/ha dengan kategori sedang pada 2001 menjadi 587 ton/ha pada 2012 dengan kategori berat serta Zona 4 memiliki laju infiltrasi sebesar 29.98 cm/ jam dengan kriteria sedang serta terjadi perubahan laju erosi dari 59 ton/ha dengan kategori sedang pada 2001 menjadi 587 ton/ha pada 2012 dengan kategori berat.

 

Kata kunci : laju erosi, sedimentasi, Semantok, zona konservasi, daerah tangkapan air


Full Text:

PDF