KAJIAN DAMPAK ALIH GUNA LAHAN DAERAH TANGKAPAN AIR (DTA) SUNGAI BAMBARIMI, KAB. DONGGALA, SULAWESI TENGAH
Abstract
Peningkatan pertumbuhan penduduk akan meningkatkan kebutuhan akan sandang, pangan dan papan sehingga hal tersebut menjadi pendorong masyarakat untuk memanfaatkan lahan hutan sebagai lahan pertanian dan sumberdaya nya sebagai kebutuhan sehari-hari. Alih guna lahan hutan yang tidak memperhatikan kemampuan lahan dan konsep konservasi akan menambah jumlah lahan kritis. Bertambahnya lahan kritis berkorelasi positif dengan erosi dan akhirnya akan menimbulkan bencana banjir. Seperti banjir yang menjadi langganan Kabupaten Donggala terutama Kecamatan Banawa Selatan. Permasalahan banjir dan erosi erat kaitannya dengan Daerah Aliran Sungai. DAS Mamara merupakan DAS yang berada di Kecamatan Banawa Selatan dan memiliki sungai utama bernama Sungai Bambarimi. Kabupaten Donggala merupakan salah satu dari 6 Kabupaten di Sulawei Tengah yang rawan bencana. Untuk itu perlu dilakukan kajian dampak perubahan tata guna lahan pada DAS Mamara terutama di daerah hulu atau catchment area yang diindikasi melalui besarnya erosi. Laju erosi dianalisa menggunakan metode USLE, dengan cara mengalikan hasil perhitungan dari faktor-faktor curah hujan, tutupan lahan, pengolahan lahan, panjang dan kemiringan lereng, dan tanah. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa laju erosi di DAS Mamara berharkat sedang-berat. Harkat berat didapat oleh Sub DAS Salumpaku dan Rimi dimana kedua Sub DAS terdapat dibagian hulu DAS Mamara. Sehingga didapatkan hasil bahwa penyumbang sedimentasi badan Sungai Bambarimi ialah akibat tingginya laju erosi di bagian Hulu DAS Mamara yang disebabkan karena alih guna lahan tanpa mengindahkan konsep konservasi.
Kata kunci: Alih guna lahan, erosi, lahan kritis, USLE, DAS Mamara