KEADAAN SOSIAL EKONOMI PETANI TEBU DI KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

Abstract

Meningkatnya jumlah penduduk mengakibatkan total konsumsi gula Indonesia mengalami kenaikan setiap tahunnya. Kebutuhan gula nasional yang terus meningkat tersebut telah menyebabkan terjadinya defisit produksi setiap tahunnya, sehingga harus dipenuhi oleh impor. Rendahnya pasokan gula untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, ditengarai akibat makin sempitnya lahan untuk menanam tebu. Jika usaha tebu tidak menjamin kesejahteraan, dikhawatirkan petani mengalih fungsi lahan yang diusahakannya dan akan terjadi penurunan luas lahan dan produktivitas tebu. Metode penelitian ini menggunakan metode diskriptif, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dari segi sosial dan ekonomi. Kajian dari segi sosial diantaranya dilakukan dengan mengetahui bagaimana tingkat pendidikan, kepemilikan asset, dan status sosial. Sedangkan dari segi ekonominya yaitu mengetahui pendapatan usahatani tebu dan non usahatani tebu. Penentuan sampel dilakukan dengan metode Simple Random Sampling (acak sederhana). Di mana dalam pengambilan sampling secara acak adalah semua individu dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Dalam penelitian ini akan menggunakan 30 sampel petani tebu di Kabupaten Bantul. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa usahatani tebu di Kabupaten Bantul terbilang menguntungkan untuk tanaman keprasan, sedangkan tanaman baru terbilang merugikan, Karena Total Cost lebih tinggi dari Total Revenue dan kontribusi pendapatan usahatani tebu tidak lebih besar dari pendapatan di luar usahatani tebu terhadap pendapatan rumah tangga. Dan secara segi sosial petani tebu di Kabupaten Bantul cukup tinggi diantaranya tingkat pendidikan akhir, kepemilikan asset, dan ketokohan dalam masyarakat.

Kata Kunci      : Biaya, Pendapatan, Kesejahteraan