PENGARUH KETEBALAN MULSA ORGANIK DAN FREKUENSI PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT DI PRE NURSERY
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh frekuensi penyiraman dan aplikasi ketebalan mulsa organik serta interaksinya terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di pre nursery. Penelitian dilakukan di Kebun Pendidikan dan Penelitian (KP2) Institut Pertanian STIPER Yogyakarta yang terletak di Desa Maguwoharjo Kecamatan Depok Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Percobaan dilakukan dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor yaitu frekuensi penyiraman dan ketebalan mulsa organik. Frekuensi penyiraman terdiri dari 3 aras yaitu penyiraman 2 kali / 1 hari, 2 kali/ 2 hari dan 2 kali/ 3 hari. Ketebalan mulsa organik terdiri dari 4 aras yaitu ketebalan mulsa 0 cm, 1 cm, 3 cm dan 5 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan frekuensi penyiraman dan ketebalan mulsa tidak menunjukan interaksi nyata terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di pre nursery. Frekuensi penyiraman 2 kali / 1 hari memberikan pengaruh nyata kepada pertumbuhan kelapa sawit khususnya pada parameter tinggi tanaman, luas daun, dan berat segar akar, walaupun tidak berbeda nyata dengan frekuensi penyiraman 2 kali / 2 hari. Ketebalan mulsa tidak memberikan pengaruh nyata terhadap semua parameter.
Kata Kunci : Ketebalan mulsa, frekuensi penyiraman, bibit kelapa sawit